1.PERBEDAAN KEPENTINGAN
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnyabtingkah laku individu, individu mengdung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.
Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa:
* Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
* Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
* Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
* Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
* Kepentingan individu untuk dibutuhka orang lain.
* Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya.
* Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
* Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
kenyataan-kenyataan seperti itu menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik.
konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasil kenyataan itu disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara pemerintah sebagai pemegang kendali ideology dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideology.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu:
1. fase disorganisasi yang terjadi karena kesalah fahaman.
2. fase dis-intgrasi yaitu pernyataan tidak setuju dalam berbagai bentuk seperti timbulnya emosi massa, protes, aksi mogok, pemberontakan, dll.
2. PRASANGKA, DISKRIMINASI, DAN ETHNOSENTRISME
a. Prasangka dan deskriminasi
Prasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang ada relavansinya, karena dapat merugikan pertumbuh-kembangan masyarakat.
Perbedaan pokok antara prasangka dan diskriminatif adalah bahwa prasangka menunjukan pada aspek sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan.
prasangka merupakan kecendrungan yang tidak tampak dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang bersifat realistia, sedangkan diskriminatif tidak relistis dan hanya diketahui oleh individu masing-masing. sebagian prasangka bersifat apriori atau tidak berdasarkan pengalaman sendiri.
b. Perbedaan prasangka dan diskriminasi
Antara prasangka dan diskriminasi dapat dibedakan denga jelas, prasangka bersumber dari suatu sikap sedangkan diskriminasi dapat dibedakan dengan menunjuk kepada tindakan.
c. Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan diskriminasi
1. latar belakang sejarah
contoh: Orang kulit putih Amerika Serikat berprasangka negatif terhadap orang negro adalah dilatarbelakangi oleh sejarah yaitu bahwa bangsa kulit putih adalah tuan dan orsng negro adalah budak.
2. dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
Suatu prasangka muncul dan berkembang dari induvidu terhadap individu lain terhadap kelompok social tertentu manakala terjadi penurunan status. contohnya: terjadi pemutusan hubungan kerja oleh pimpinan perusahaan terhadap karyawannya.
3. bersumber dari faktor kepribadian
Para ahli beranggapan bahwa prasangka lebih dominan disebabkan oleh tipe kepribadian orang tertentu.
4. perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama.
dengan perbedaan pandangan politik ekonomi dan ideologi. prasangka yang berasal dari hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu prasangka kepercayaan. contoh adanya prsangka politik global: berdirinya fakta-fakta pertahanan seperti NATO, SEATO.
d. Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi
1. perbedaan kondisi sosial ekonomi
Usaha pemerataan pembangunan dan peningkatan pendapatan bagi warga Negara Indonesia yang masih tergolong dibawah garis kemiskinan, dapat mengurangi kesenjangan sosial antara dan miskin.
2. perluasan kesempatan belajar
Usaha perluasan kesempatan belajar bagi warga Negara Indonesia paling tidak dapat mengurangi prasangka bahwa program pendidikan tinggi hanya dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat menengah keatas.
3.sikap terbuka dan sikap lapang
Dengan sikap terbuka dan lapang diharapkan akan berlanjut dengan sikap saling menghargai, menghormati, dan menjauhkan diri dari sikap prasangka.
e. Ethnosentrisme
Ethnosentrisme yaitu anggapan suatu bangsa yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa lain kurang baik dimata mereka.
3. PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL/KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikanya sebagai pertentangan yang kasar.
terdapat tiga element dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu:
1. terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik.
2. unit-unit tersebut memiliki perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan.
3. terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
4. GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
a. Masyarakat Majemuk dan Nation Indonesia
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional yang berwujud Negara Indonesia. masyarakat majemuk itu dipersatuka oleh sistem nasional yang mengintrogasikannya melalui jaringan-jaringan administrasi pemerintahan, politik, ekonomi dan sosila. untuk lebih jelasnya dikemukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut:
1. Suku bangsa dan kebudayaan.
2. Agama/kepercayaan.
3. Bahasa.
4. Nasion Indonesia
b. Integrasi
masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah Integrasi diantara masyarakat yang majemuk. integrasi bukan peleburan tetapi keserasian persatuan.
Variabel-variabel yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi adalah:
1. Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antara warga Negara Indonesia asli dengan keturunsn(Tionghoa, Arab)
3. Agama, sentimen agama dapat digerakan untuk mempertajam perbedaan kesukuan.
4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu.
C. Integrasi Sosial
Integrasi sosial dapat diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mula dari individu, keluarga, lembaga masyarakat secara keseluruhan. akan terwujud jika mampu mengendalikan prasangka yang ada dimasyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.
d. Integrasi Nasional
Integrasi nasional merupakan masalah yang dialami semua negara atau nation dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. menghadapi masalah integrasi sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio kultural nation state berbeda pula, sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan kondisi Negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak.
1. beberapa permasalahan Integrasi Nasional.
* perbedaan Ideologi.
* kondisi masyarakat yang majemuk.
* masalah terriotorial daerah yang berjarak cukup jauh.
* pertumbuhan partai politik.
2. upaya pendekatan.
Upaya yang dilakukan untuk memperkecil atau menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu antara lain:
* mempertebal keyakinan seluruh warga Negara terhadap Ideologi Nasional
* membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan membangun sarana komunikasi, informasi transportasi.
* menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional.
* membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis baik pribumi atau keturunan asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar